BERBAGI INFORMASI DENGAN SAHABAT
KALO BERMANFAAT ALHAMDULILLAH
Thursday, September 26, 2013
contoh skripsi seni rupa
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang Masalah
Negara
Indonesia dikenal sebgai negara agraris. Sebuah Negara memiliki wilayahnyaditumbuhi oleh vegatasi yang tumbuh subur
dari mulai jenis vegetasi alami sampai vegetasi hasil budidaya manusia.
Sebagian besar penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di wilayah pedesaandan mengandalkan sumber mata pencariannya
dari sektor agraris .
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa negara Indonesia dikenal sebagai negra agraris, banyak
bergerak dibidang pertanian. Hasil pertanian potensial untuk dikembangkan
sebagai bahan pembuatan produk kerajinan,seperti kerajinan bambu,kerajinan
rotan,kerajinan kayu, kerajinan anyaman pandan dan sebagainya.
Bahan – bahan kerajinan tangan dapat
dihasilkan beragam, pada mulanya digunakan untuk keperluan rumah tangga. Dalam
perkembangan sekarang kerajinan merupakan mata pencaharian untuk meningakatkan
perekonomian rumah tangga, sehingga mampu mengurangi pengangguran kalau produk
yang dibuat lebih berkualitas dan mendapat pemasaran yang layak.
Di daerah Sumatera Barat terdapat
berbagai jenis kerajinan tradisional. Kerajinan tradisional adalah proses
pembuatan berbagai macam barang dengan menggunakan tangan serta alat-alat
sederhana dalam lingkungan keluarga. Kerajinan tradisonala anyaman ditinjau
dari bahan baku yang digunakan terdiri dari empat bagian yaitu kerjaina anyaman
bambu, anyaman rotan, anyaman mensiang dan anyaman pandan. Dari keempat
kerajinan tersebut cukup banyak menghasilkan jenis barang adalah tradisional
anyaman pandan. Bentuk barang yang dihasilkan contohnya tikar pandan.
Di Mentawai, yang menjadi sumber
pencaharan selain dari tani adalah kerajinan tangan yaitu kerajinan anyaman
rotan dan anyaman pandan. Anyaman rotan seperti o’orek ( anyaman keranjang rotan untuk membawa hasil hutan), opa puaggau ( keranjang rotan untuk
mencari kepiting),panairi ( tanggukuntuk
mencari ikan), roiget ( sangkar
ayam), karatjak ( keranjang), lencut omai ( tempat racun panah ),
bubuei tatoga ( ayunan anak-anak) dan bulukbuk
( keranjang besar yang terbuat dari pelepah pohon sagu atau terbuat dari kulit
pohon kirai ). Sedangkan anyaman pandan, masyarakat mentawai mampu menghasilkan
satu jenis produk yaitu tikar pandan atau yang dikenal dalam bahasa Mentawai lapek.
Daerahyang terkenal penghasil kerajinan tikar
pandan di Desa Cimpungan. Daerah lain belum begitu banyak memiliki kepandaian
menganyam dari daun pandan.
Anyaman
pandan ini hampir setiap keluarga di Desa Cimpunganyang menguasainya. Pemasaran tikardilakukan dengan cara sederhana yaitu menjual
ke daerah sekitar Siberut Tengah dan Siberut Utara yaitu Sikabaluan, Sot Boyak,
Siriloggui, Mongan Poula bahkan Saibi sebagai pusat Kecamatan Siberut Tengah,
atau sesuai permintaan konsumen.
Masyarakat
Mentawai pada umumnya menggunakan tikar pandan dalam upacara adat, seperti
upacara perkawinan, upacara pesta rumah adat ( Uma), upacara kematian dan
sebagainya. Selaiitu tikar pandan digunakan sebagai tempat tidurdan serin diletakan di ruang tamu.
Kerajinan
tangan tikar pandan sudah menjadi sumber penghasilan pokok bagi masyarakat
Cimpungan. Anyaman tikar ini dikerjakan oleh masyarakat Cimpunngan rata- rata
kaum perempuan yaitu anak yang putus sekolah dan ibu rumah tangga, bahkan anak
sekolah pun dilatih mengerjakan anyaman itu dengan tujuan kerajinan anyaman
tikar ini dapat diwariskan generasi selanjutnya. Pengrajin laki-laki hanya
beberapa orang saja peminatnya dan itupun dikerjakan oleh orang tua pada saat
permintaan lebih dari konsumen.
Berdasarkan
gambar di atas, teknik atau motif jalinan yang digunakan masyarakat Cimpungan
dalam menganyam tikar pandan yaitu teknik anyaman dasar. Teknik anyaman dasar
ini merupakan teknik anyaman tikar pandan yang sifatnya turun temurun. Artinya
teknik ini digunakan semenjak nenek moyang mereka hingga generasi sekarang.
Ukuran tikar pandan kecil dan desain/ motifnya kaku, sehingga konsumen menjadi
bosan dengan tikar pandan tersebut.
Hasil
pengamatan dan survey, penulis melihat bahwa hasil tikar pandan saat ini kurang
diminati masyarakat. Permasalahan yang timbul adalah pengrajin anyaman pandan
lama kelamaan berkurang selain itu hasil dan modelnya membosankan artinya tidak
ada peningkatan dan pengembangan tikar pandan. Kualitas dan kuantitasnya pun
rendah sehingga konsumen dan pemasarannya menjadi lemah.
Di
samping itu kemajuan teknologi telah membawa dampak pada anyaman pandan. Bahan
baku plastic yang ditemukan telah menggeser kedudukan pandan sebagai bahan
baku. Dulu setiap keluarga mempunyai tikar pandan, berangsur hilang dan diganti
tikar plastik. Masyarakat dengan cepat menerima kehadiran tikar dari plastik
karena warnanya menarik dan berbagai alasan lainnya.
Menghadapi
masalah seperti itu masyarakat Cimpungan perlu meningkatkan dan
mengembangkanmutu anyaman tikar pandan.
Salah satu cra yang tepat adalah melakukan diversifikasi. Istilah diversifikasi
mengacu pada perluasan atau pengembangan suatu produk baik hasil produk,
desain/teknik maupun kualitas dan kuantitas, karena bahan baku mencukupi untuk
itu. Diversifikasi yang akan penulis lakukan adalah mengembangkan desain/motif
anyaman pandan. Pengembangan desain/motif di sini adalah mengembangkan teknik
anyaman, pemberian warna dan memperluas ukuran tikar pandan. Diversifikasikan
termasuk pilihan strategis yang kerap dilakukan untuk mendongkrak kapasitas dan
peningkatan mutu produk anyaman tikar pandan. Apabila strategi diversifikasikan
berhasil dilakukan, maka hal ini akan menumbuhkan semangat para pengrajin
anyamandi Desa Cimpungan Siberut Tengah
Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Melihat
kondisi seperti itu, maka penulis merasa tertarik dan terusik untuk melakukan
penelitian kerajinan anyaman pandan khususnya tikar pandan. Kerajinan anyaman
pandan merupakan salah satu kerajinan rakyat yang memerlukan pengembangan dan
peningkatan. Upaya pengembangan peningkatan yang akan dilakukan dengan
mengetahui masalah yang terjadi pada kerajinan anyaman untuk kemajuan produksi
anyaman pandan khususnya tikar pandan. Sehingga hasil penelitian yang diperoleh
sesuai dangan hasil yang diinginkan. Permasalahan penelitian penulis merumuskan
dengan judul “ Diversivikasi Produk Anyaman Pandan Di Desa CimpunganKecamatan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan
Mentawai”
B.Rumusan
Masalah
1.Bagaimana
cara pengembangan desain/ motif produk anyaman tikarpandan di desa cimpungan kecamatan siberut
tengah kabupaten kepulauan mentawai?
2.Apakahdengan diversifikasi produk anyaman tikar
pandan di Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah dapat memotivasi atau
menumbuhkan kreativitas pengrajin?
C.Tujuan
Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.Untuk
mengembangkan kreativitas pengrajin anyaman pandan di Desa Cimpungan Kecamatan
Siberut Tengah.
2.Untuk
memotivasi pengrajin anyaman pandan di Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah.
3.Untuk
meningkatkan kualitas/kuantitas produk anyaman pandan di Desa Cimpungan Kecamatan
Siberut Tengah.
4.Untuk
meningkatkan volume pemasran tikar pandan di Mentawai khusus di Pulau Siberut
Tengah dan Siberut Utara.
D.Manfaat
Penelitian
1.Penelitian
ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, dan referensi bagi pembaca.
Terutama menyangkut anyaman tikar pandan di Desa Cimpunag Kecamatan Siberut
Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai.
2.Melatih
diri dan menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian.
3.Sebagai
buku sumber dan bacaan bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa dan pustaka
UNP.
4.Untuk
menambah ilmu pengetahuan dalam penulisan karya ilmiah.
5.Untuk
mengetahui kemajuan pengrajin anyaman pandan di Desa Cimpungan Kecamatan
Siberut Tengah.
6.Dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah.
7.Dapat
memotivasi dan meningkatkan kreativitas pengrajin anyaman pandan di Desa
CimpunganSiberut Tengah.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.Landasan
Teori
Sehubungan dengan masalah yang diteliti, teori yang
digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini adalah diversifikasi produk,
anyaman dan pandan.
1.Diversifikasi
Menurut Suhardi ( 2007: 192 ) diversifikasi
merupakan pengembangan produk baru yang masih berhubungan dengan produk lama
untuk ditawarkan kepada pasar yang baru juga.
Menurut KBBI ( 2008 : 336 ) diversifikasi adalah
penganekaragaman usaha untuk menghindari ketergantungan pada ketunggalan
kegiatan, produk, jasa, atau investasi.
Selanjutnya Hery Prasetya & Fitri Lukiastuti (
2009 : 66 ) menyatakan bahwa diversifikasi memperluas produk yang dibuat dan
dijual. Ada tiga macam pengembang diversifikasi, yaitu :
a.Konsentrik,
yaitu usaha menambah produk baru yang mempunyai sinergi teknologi atau
pemasaran dengan garis produk yang sudah ada.
b.Horizontal,
yaitu usaha menambah produk baru yang dapat menarik para konsumen meskipun
produk baru tersebut tidak mempunyai hubungan dengan garis produk yang sudah
ada.
c.Konglomerat,
yaitu usaha untuk menambah produk baru untuk dijual pada golongan pembeli baru
dengan tujuan menjaga stabilitas produksi dan penjualan. Produk baru tersebut
tidak mempunyai hubungan apa pun dengan garis produk yang ada, baik teknologi
maupun pasar.
Berdasarkan beberapa pengetian diversifikasi di atas
dapat disimpulkan bahwa diversifikasi itu adalah produk lama yang sejenis dibuat
menjadi sesuatu yang baru dan tidak merubah bahan mentah dan mudah dipasarkan
serta dikenal luas.
2.Diversifikasi produk
Menurut
Hendricus W. Ismanthono ( 2003 : 65 ) diversifikasi produk adalah upaya
perusahaan untuk meningkatkan penjualan melalui penganekaragaman produk, baik
lewat pengembagan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada.
Selanjutnya Frans M. Royan ( 2007 : 134 ) menyatakan
bahwa produk baru sebagai wujud diversifikasi. Alas an mengusahan diversifikasi
produk adalah agar konsumen memiliki alternative dalam memilih produk, dan
produsen menang dalam bersaing dengan tidak membiarkan konsumen tidak menjadi
bosan. Diversifikasi produk selain dapat mengisi ceruk pasar yang tidak
dimasuki produsen lain, juga dapat memproteksi produk unggulan yang sedang
menghadapi produk lain yang muncul sebagai competitor.
Berdasarkan beberapa pengertian diversifikasi produk
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diversifikasi produk adalah upaya
peningakatan atau pengembangan produk usaha sejenis yang dipasarkan sebelumnya
pada pemasaran yang baru pula.
3.Anyaman
Menurut Usria Dhavida (1997 : 14 )anyaman adalah benda hasil kerajinan tangan
dengan teknik menganyam yaitu dengan mengatur bahan–bahan dasarnya dalam bentuk
tindih–menindih, silang – menyilang, lipat – melipat dan sebagainya.
Selanjutnya Oho Garha dan T.K. Purba ( 1983 : 2 )
anyaman merupakan hasil jalinan dari bahan yang diatur bertumpang tindih secara
berganti-ganti. Pengaturan pergantian tumpang tindih bahan yang kita anyam
menentukan motif yang akan dihasilkan. Kekayaan pengaturan itu menimbulkan juga
variasi bentuk motif yang dihasilkan.
Menurut Sri Murtono, dkk ( 2007 : 79 ) anyaman
adalah mengatur ( bilah, daun pandan, dan sebagainya ) tindih-menindih dan
silang-menyilang. Selanjutnya menurut Yayat Nusantara ( 2006 : 62 ) menyebutkan
bahwa menganyam adalah menumpangtindihkan jalinan anyaman saling bersilang
sehingga menjadi sebuah benda karya seni utuh. Selanjutnya Oho Garha ( 1990 : 3
) menganyam merupakan suatu kegiatan menjalin bahan yang berbentuk pita
sehingga satu sama lainnya saling kuat menguatkan dan karena tekniknya,
tumbuhlah motif yang berulang- ulang.
Berdasarkan beberapa pengertian anyaman di atas
dapat disimpulkan bahwa anyaman adalah salah satu kerajinan atau usaha yang
dikerjakan oleh masyarakat pedesaan untuk menghasilkan suatu produk dengan
teknik dengan teknik menyilangkan, menyusup dan saling tindih- menindih pita.
Dengan demikian produk anyaman dihasilkan memiliki susunan konstruksi yang
kuat, dari beberapa bahan baku.
4.Pandan
MenurutUsria
Dhavida ( 1997 : 14 )pandan adalah
suatu kelompok tumbuhan berupa semak- semak pohon yang kadang kadang bercabang.
Daunnya berbentuk pita. Umumnya dibagian tepi dan bawah pertulangan utama
daunnya berduri. Susunan daunnya berbentuk spiral dengan bagian pangkal memeluk
batang.
Menurut KBBI ( 2008 : 1010 ), pandan adalah tumbuhan
yang daunnya berbentuk pita, berwarna hijau tuya, agak kaku seperti daun nanas,
; pandanus. Selanjutnya ( http://id.wikipedia.org/wiki/pandan)
diakses rabu 24/04/2013 pukul 14:30 wib pandan merupakan segolongan tumbuhan
monokotil dari genus pandanus. Sebagian
besar anggotanya merupakan tumbuh di pantai – pantai daerah tropika. Anngota
tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang seperti daun palem atau daun
rumput), seringkali tepinya bergerigi.
Berdasarkan pengertian pandan di atas, maka apat
disimpulkan bahwa pandan adalah tumbuhan yang daunya bergerigi, berbentuk pita
dan memanjang sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan baku anyaman dari
berbagai berbagai macam produk khususnya tikar pandan.
5.Jenis- Jenis Pandan
Menurut Usria Dhavida ( 1997 : 14 ) ada
beberapa jenis pandan di Indonesia yaitu;
a.Pandan kecil
Pandan
jenis ini hanya dijumpai dibagian timur Indonesia( Maluku dan Sulawesi). Tumbuhnya di tepi
pantai. Seludung bunga dan daunnya yang muda bersama-sama dengan pinang muda
dan sirih dimakan sebagai penawar keracunan ikan. Daun y ang telah tua di Sulawesi
digunakan juga sebagai bahan pengobatan tradisional. Nama kecil dari
pandankecil adalah pandanus polycephalus.
b.Pandan Kowang
Pandan
jenis ini dikenal dengan nama lidah tedung/cangkuwang tersebar di Sumatera dan
Jawa. Daunnya yangmencapai panjang 14
cm dan lebar 5,5 cm di Sumatera dimanfaatkan sebagai bahan anyaman untuk tikar.
Air seduhan daun pandan ini bahkan dianggap sebagai obat disentri. Nama
imiahnya dari pandan kowang ini adalah Pandan Furcartu.
c.Pandan Laut
Merupakan
salah satu jenis pandan yang telah lama dibudidayakan sebagai bahan baku
anyaman untuk pembuatan tikar, topi dan kerajinan tangan lainnya. Pandan ini
jika sudah tua berbentuk pohon, bercabang banyak dan tumbuh berkelompok. Nama
ilmiah daripandan laut adalah Pandan Tectorius.
d.Pandan Wangi
Pandan
ini juga dikenal dengan nama pandan musang/pandan harum. Di Indonesia terutama
di daerah pedesaan, tanaman ini banyak ditanam di pekarangan rumah. Sesuai
dengan namanya, daun berbau harum,terlebih lagi bila dikemas. Daun pandan jenis ini dimanfaatkan sebagai
pewangi makanan. Nama ilmiah dari pandan wangi adalah Pandan Amryllifolius.
Selanjutnya menurut Oho
Garha dan T.K Purba (1983:3) ada tiga jenis pandan yaitu :
1.Pandan Wangi
Sesuai
dengan namanya hanya digunakan sebagai pewangi makanan. Daunnya tidak berduri,
ukuran daunnya pendek-pendek, dan warnanya sedikit hijau muda. Pandan ini bisa
hidup disembarang tempat, di dataran rendah bisa tumbuh, di pegunungan pun bisa
tumbuh.
2.Pandan Laut
Di
antara ketiga jenis pandan ini, pandan lautlah yang paling besar ukurannya.
Tumbuh di tepi laut saja, batang biasanya tinggi-tinggi, buahnya bertandan
berwarna merah. Daunnya kaku, lebih panjang dan lebih lebar daripada pandan
biasa dan pandan wangi. Warna daunnya hijautua dan lebih tua dari kedua jenis pandan yang lainnya. Tulang dan sisi
daunnya berduri tajam-tajam.
3.Pandan Biasa
Pandan
biasa, bentuk dan warna daunnya hampir sama dengan pandan wangi. Bedanyaialah pada tulang dan sisi daunnya banyak
berduri yang tajam-tajam seperti daun pandan laut. Keadaan daun lebih tipis dan
lebih sempit daripada pandan laut.
Selanjutnya ada
berbagai macam jenis varietas pandanyang terdapat di Indonesia dan mungkin banyak yang belum mengetahui
jenis daun pandan yang lain selain pandan wangi. Berikut ini akan disajikan
berbagai manfaat dan jenis daun pandan yang terdapat di Indonesia beserta
kegunaannya, yaitu:
a.Pandan suji
Daun
pandan suji atau daun pandan China biasa digunakan sebagai pewarna alami
makanan yang cenderung aman. Warna hijau yang dihasilkan berasal dari banyaknya
kandungan klorofil yang terdapat pada permukaan daun pandan.
b.Pandan
duri
Pandan
duri dimanfaatkan sebagai bahan baku anyaman. Daun pandan terlebih dahulu
dijemur dan dikeringkan. Setelah kering durinya dihilangkan dan dibuat sebagai
bahan baku anyaman, baik untuk tikar maupun topi pandan.
c.Pandan wangi
Pandan
wangi daunnya digunakan sebagai pewangi dan pewarna makanan, juga komponen
dekorasi dan pewangi ruangan. Pandan wangi juga bisa bermanfaat sebagai obat
herbal alami dalam menyembuhkan beberapa jenis penyakit.
d.Pandan
kaku
Pandan
kaku yang menghasilkan buah merah dari Pulau Papua ini dikenal berkhasiat
sebagai obat atau suplemen yangmeyehatkan tubuh.
e.Pandan
laut
Pandan
laut merupakan jenis tanaman hias yang tumbuh menjulang agak tinggi dan
biasanya digunakan sebagai tanaman hias.
Berbagai jenis dan manfaat daun pandan
yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa daun pandan besar
manfaatnya bagi kehidupan manusia baik sebagai bahan untuk kerajinan maupun
bahan pengharum makanan.
6.Diversifikasi Produk Anyaman Pandan
a.Produk Anyaman Pandan di Desa
Cimpungan
Produk anyaman pandan yang ada di Desa Cimpungan
Kecmatan Siberut Tengah adalah tikarpandan. Tikar pandan merupakan alas tempat duduk dan tempat tidur. Di
Mentawai tikar pandan ini sering digunakan sebagai tempat tidur dan pada saat
upacara adat seperti perkawinan, kematian ataupun pertemuan suku.
b.Bahan Anyaman
Secara garis besar bahan anyaman dapat dibedakan
menjadi dua kelompok. Kedua kelompok itu ialah : bahan anyaman dari bahan alam
dan bahan buatan Oho Garha & Purba (1983:3).
Yang
dimaksud “ bahan alam” ialah bahan yang terdapat di alam, yang sama sekali
belum mengalami perubahan,seperti tanah, batu, air, tumbuh-tumbuhan dan
lain-lain. Di antara semua itu tentu tumbuh-tumbuhanlah yang dapat dianyam,
seperti pandan, mendong, lontar, bambu, rotan, kelapadan sebagainya.
Sedangkan“
bahan buatan” adalah bahan yang dibuat orang, misalnya diolah dipabrik, seperti
kertas, lembaran plastic,benang dan lain-lain.
c.Teknik Anyaman
Teknik menganyam h ampir dikenal diseluruh daerah di
Indonesia, benda anyaman digunakan sebagai peralatan hidup sehari-hari pada
masyarakat pedesaan. Dengan variasi bentuk dan nama anyaman yang berbeda pada
setiap daerahnya. Walaupun teknik dasarnya sama, akan tetapi tiap-tiap
pengrajin dalam hal kehalusan, kekasaran, dan tebal tipisnya anyaman,
pewarnaan, motif-motif yang digunakan. Selain barbagai peralatan rumah tangga,
peralatan peternakan dan pertanian, benda-benda atau barang-barang anyaman juga
dapat digunakan sebagai hiasan dinding rumah dan sebagainya. ( Usria Dhavida
1997 : 14 ).
Menurut Oho Garha & Purba ( 1983: 39 ) terdiri dari beberapa macam teknik
anyaman antara lain: anyaman dasar, anyaman silang dua bervariasi, anyaman
silang tiga atau anyaman dinding, bujur sangkar, segi lima, segi enam dan
sebagainya.
Selanjutnya Oho Garha ( 1990 : 8 ) menyebutkan
beberapa teknik anyaman yaitu : anyaman dasar, anyaman berselang dua, anyaman
berdasarkan segi delapan beraturan, anyaman berdasarkan segi enam beraturan dan
anyaman-anyaman tidak murni.
B.Penelitian Yang Relevan
Tujuan penelitian yang relevan adalah untuk
mendapatkan data dan informasi mengenai
permasalahan yang dihadapi dan diteliti. Dengan penelitian yang relevan,
penelitaian juga mampu menemukan perbandingan hasil penelitian yang saling
memperkaya khasanah pengetahuan dan
teori tentang topik yang diteliti. Dengan demikian, peneliti terbaru juga dapat
menggunakan penelitian relevan untuk melengkapi data dan teori penelitiannya,
walau berbeda waktu, objek, sasaran, dan tempat penelitiannya. Namun yang patut
dihindari adalah penggunaan penelitian relevan yang tidak bijaksana , misalnya
untuk tujuan-tujuan penggandaan yang tidak dibenarkan dalam kontek menjaga
kebenaran sebuah karya ilmiah.
Beberapa judul penelitian yang relevan yang peneliti
gunakan sebagai sumber perbandingan pustaka dalam penelitian adalah:
1.Agustrizal
(2001) ; skripsi yang berjudul “ Studi Tentang Teknik, Bentuk, Fungsi dan Motif
Anyaman Pandan di Desa Rawang Kabupaten Kerinci “. Hasil penelitian yang
ditemukan adalah bahwa teknik yang digunakan pada produk anyaman pandan di desa
Rawang memakai teknik anyaman silang tunggal dan silang ganda. Bentuk –bentuk
produk yang dihasilkan adalah bentuk kerucut, elips, tabung, lingkaran, segi
empat, dan sebagainya.
2.Rima
Afrilina ( 2001): “ Studi Tentang Jenis Produk Anyaman
Pandan di Paninggahan Kabupaten Solok “. Hasil penelitian yang ditemukan desain
anyaman pandan Paninggahan telah berkembang dan dimodifikasi dengan bahan lain.
Walaupun demikian teknik yang digunakan dalam membuat produk anyaman hanya dua
teknik, yaitu teknik anyaman tunggal dan teknik anyaman pola. Sedangkan untuk
motif digunakan motif anyaman langsung dan anyaman sisip serta finishing dengan
menggunakan anyaman pinggir dan pita kain.
C.Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian dapat diartikan
sebagai acuan pola berfikir peneliti dalam memahami masalah penelitian,
khususnya dalam menemukan hubungan antara rumusan masalah dengan hasil
penelitian yang dibahas. Oleh karena itu, sebuah kerangka konseptual penelitian
mesti memuat berbagai elemen penting yang dibutuhkan dalam penelitian, baik yang
terkait dengan objek penelitian, prosedur meneliti, gambaran langkah-langkah
metodologinya, serta bagaimana sebuah hasil penelitian itu di ungkapkan.
Di bawah ini dapat peneliti gambarkan kerangka
konseptual penelitian yaitu sebagai berikut:
No comments:
Post a Comment