.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }

Saturday, December 24, 2016

Sebuah Nama Sebuah Cerita: Mp3 Adzan Free Download

Sebuah Nama Sebuah Cerita: Mp3 Adzan Free Download: Kali ini saya akan coba membagikan link download untuk lantunan adzan /adzan Mp3 .Lantunan adzan dari berbagai masjid dan negara ini memil...

Sunday, October 6, 2013

coordinating conjunction and correlative conjunction


COORDINATING CONJUNCTIONS
Coordinating conjunctions may join single words, or they may join groups of words, but they must always join similar elements.
The seven coordinating conjunctions in English are:
FOR - is to introduce the reason for the preceding clause
AND - joins two similar ideas together
NOR - The conjunction nor is not extinct, but it is not used nearly as often as the other conjunctions. Its most common use is as the little brother in the correlative pair, neither-nor
BUT - joins two contrasting ideas together
OR - joins two alternative ideas
YET - is very similar to 'but' as it also joins two contrasting ideas together
SO - shows that the second idea is the result of the first
Combine the following sentences with a coordinating conjunction:
1)  She went to work.  She did not want to go.
________________________________________________________________________
2)  Polar bears are fierce, territorial animals.  Grizzly bears are the same.
________________________________________________________________________
3)  He loves to drive during the day.  They will not let him drive before 9pm.
________________________________________________________________________
4)  My cat was hungry.  It had not eaten since breakfast.
________________________________________________________________________
5)  A book can be a lot of fun to read.  A book can also be boring.
________________________________________________________________________
CORRELATIVE CONJUNCTIONS
Some conjunctions combine with other words to form what are called correlative conjunctions. They always travel in pairs, joining various sentence elements that should be treated as grammatically equal. Here is a brief list of common correlative conjunctions:
both . . . and
not only . . . but also
not . . . but
either . . . or
neither . . . nor
whether . . . or
as . . . as
Combine the following sentences into one sentence using paired conjunctions (conjunctions that go together).  Choose from the following options:  both ... and; not only ... but also; either ... or; neither ... nor
  1. We could fly. We could go by train.
________________________________________________________________________
  1. She will have to study hard. She will have to concentrate to do well on the exam.
________________________________________________________________________
  1. Jack is not here. Tom is in another city.
________________________________________________________________________
  1. The speaker will not confirm the story. The speaker will not deny the story.
________________________________________________________________________
  1. Pneumonia is a dangerous disease. Small pox is a dangerous illness.
________________________________________________________________________

Thursday, September 26, 2013

contoh skripsi seni rupa

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia dikenal sebgai negara agraris. Sebuah Negara memiliki wilayahnya  ditumbuhi oleh vegatasi yang tumbuh subur dari mulai jenis vegetasi alami sampai vegetasi hasil budidaya manusia. Sebagian besar penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di wilayah pedesaan  dan mengandalkan sumber mata pencariannya dari sektor agraris .

            Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia dikenal sebagai negra agraris, banyak bergerak dibidang pertanian. Hasil pertanian potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pembuatan produk kerajinan,seperti kerajinan bambu,kerajinan rotan,kerajinan kayu, kerajinan anyaman pandan dan sebagainya.

            Bahan – bahan kerajinan tangan dapat dihasilkan beragam, pada mulanya digunakan untuk keperluan rumah tangga. Dalam perkembangan sekarang kerajinan merupakan mata pencaharian untuk meningakatkan perekonomian rumah tangga, sehingga mampu mengurangi pengangguran kalau produk yang dibuat lebih berkualitas dan mendapat pemasaran yang layak.

            Di daerah Sumatera Barat terdapat berbagai jenis kerajinan tradisional. Kerajinan tradisional adalah proses pembuatan berbagai macam barang dengan menggunakan tangan serta alat-alat sederhana dalam lingkungan keluarga. Kerajinan tradisonala anyaman ditinjau dari bahan baku yang digunakan terdiri dari empat bagian yaitu kerjaina anyaman bambu, anyaman rotan, anyaman mensiang dan anyaman pandan. Dari keempat kerajinan tersebut cukup banyak menghasilkan jenis barang adalah tradisional anyaman pandan. Bentuk barang yang dihasilkan contohnya tikar pandan.

            Di Mentawai, yang menjadi sumber pencaharan selain dari tani adalah kerajinan tangan yaitu kerajinan anyaman rotan dan anyaman pandan. Anyaman rotan seperti o’orek ( anyaman keranjang rotan untuk membawa hasil hutan), opa puaggau ( keranjang rotan untuk mencari kepiting),  panairi ( tangguk  untuk mencari ikan), roiget ( sangkar ayam), karatjak ( keranjang), lencut omai ( tempat racun panah ), bubuei tatoga ( ayunan anak-anak) dan bulukbuk ( keranjang besar yang terbuat dari pelepah pohon sagu atau terbuat dari kulit pohon kirai ). Sedangkan anyaman pandan, masyarakat mentawai mampu menghasilkan satu jenis produk yaitu tikar pandan atau yang dikenal dalam bahasa Mentawai lapek.

Daerah  yang terkenal penghasil kerajinan tikar pandan di Desa Cimpungan. Daerah lain belum begitu banyak memiliki kepandaian menganyam dari daun pandan.

Anyaman pandan ini hampir setiap keluarga di Desa Cimpungan  yang menguasainya. Pemasaran tikar  dilakukan dengan cara sederhana yaitu menjual ke daerah sekitar Siberut Tengah dan Siberut Utara yaitu Sikabaluan, Sot Boyak, Siriloggui, Mongan Poula bahkan Saibi sebagai pusat Kecamatan Siberut Tengah, atau sesuai permintaan konsumen.

Masyarakat Mentawai pada umumnya menggunakan tikar pandan dalam upacara adat, seperti upacara perkawinan, upacara pesta rumah adat ( Uma), upacara kematian dan sebagainya. Selaiitu tikar pandan digunakan sebagai tempat tidur  dan serin diletakan di ruang tamu.

Kerajinan tangan tikar pandan sudah menjadi sumber penghasilan pokok bagi masyarakat Cimpungan. Anyaman tikar ini dikerjakan oleh masyarakat Cimpunngan rata- rata kaum perempuan yaitu anak yang putus sekolah dan ibu rumah tangga, bahkan anak sekolah pun dilatih mengerjakan anyaman itu dengan tujuan kerajinan anyaman tikar ini dapat diwariskan generasi selanjutnya. Pengrajin laki-laki hanya beberapa orang saja peminatnya dan itupun dikerjakan oleh orang tua pada saat permintaan lebih dari konsumen.

Berdasarkan gambar di atas, teknik atau motif jalinan yang digunakan masyarakat Cimpungan dalam menganyam tikar pandan yaitu teknik anyaman dasar. Teknik anyaman dasar ini merupakan teknik anyaman tikar pandan yang sifatnya turun temurun. Artinya teknik ini digunakan semenjak nenek moyang mereka hingga generasi sekarang. Ukuran tikar pandan kecil dan desain/ motifnya kaku, sehingga konsumen menjadi bosan dengan tikar pandan tersebut.

Hasil pengamatan dan survey, penulis melihat bahwa hasil tikar pandan saat ini kurang diminati masyarakat. Permasalahan yang timbul adalah pengrajin anyaman pandan lama kelamaan berkurang selain itu hasil dan modelnya membosankan artinya tidak ada peningkatan dan pengembangan tikar pandan. Kualitas dan kuantitasnya pun rendah sehingga konsumen dan pemasarannya menjadi lemah.

Di samping itu kemajuan teknologi telah membawa dampak pada anyaman pandan. Bahan baku plastic yang ditemukan telah menggeser kedudukan pandan sebagai bahan baku. Dulu setiap keluarga mempunyai tikar pandan, berangsur hilang dan diganti tikar plastik. Masyarakat dengan cepat menerima kehadiran tikar dari plastik karena warnanya menarik dan berbagai alasan lainnya.

Menghadapi masalah seperti itu masyarakat Cimpungan perlu meningkatkan dan mengembangkan  mutu anyaman tikar pandan. Salah satu cra yang tepat adalah melakukan diversifikasi. Istilah diversifikasi mengacu pada perluasan atau pengembangan suatu produk baik hasil produk, desain/teknik maupun kualitas dan kuantitas, karena bahan baku mencukupi untuk itu. Diversifikasi yang akan penulis lakukan adalah mengembangkan desain/motif anyaman pandan. Pengembangan desain/motif di sini adalah mengembangkan teknik anyaman, pemberian warna dan memperluas ukuran tikar pandan. Diversifikasikan termasuk pilihan strategis yang kerap dilakukan untuk mendongkrak kapasitas dan peningkatan mutu produk anyaman tikar pandan. Apabila strategi diversifikasikan berhasil dilakukan, maka hal ini akan menumbuhkan semangat para pengrajin anyaman  di Desa Cimpungan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Melihat kondisi seperti itu, maka penulis merasa tertarik dan terusik untuk melakukan penelitian kerajinan anyaman pandan khususnya tikar pandan. Kerajinan anyaman pandan merupakan salah satu kerajinan rakyat yang memerlukan pengembangan dan peningkatan. Upaya pengembangan peningkatan yang akan dilakukan dengan mengetahui masalah yang terjadi pada kerajinan anyaman untuk kemajuan produksi anyaman pandan khususnya tikar pandan. Sehingga hasil penelitian yang diperoleh sesuai dangan hasil yang diinginkan. Permasalahan penelitian penulis merumuskan dengan judul “ Diversivikasi Produk Anyaman Pandan Di Desa Cimpungan  Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai”

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana cara pengembangan desain/ motif produk anyaman tikar  pandan di desa cimpungan kecamatan siberut tengah kabupaten kepulauan mentawai?

2.      Apakah  dengan diversifikasi produk anyaman tikar pandan di Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah dapat memotivasi atau menumbuhkan kreativitas pengrajin?

C.    Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1.      Untuk mengembangkan kreativitas pengrajin anyaman pandan di Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah.

2.      Untuk memotivasi pengrajin anyaman pandan di Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah.

3.      Untuk meningkatkan kualitas/kuantitas produk anyaman pandan di Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah.

4.      Untuk meningkatkan volume pemasran tikar pandan di Mentawai khusus di Pulau Siberut Tengah dan Siberut Utara.

D.    Manfaat Penelitian

1.      Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, dan referensi bagi pembaca. Terutama menyangkut anyaman tikar pandan di Desa Cimpunag Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

2.      Melatih diri dan menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian.

3.      Sebagai buku sumber dan bacaan bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa dan pustaka UNP.

4.      Untuk menambah ilmu pengetahuan dalam penulisan karya ilmiah.

5.      Untuk mengetahui kemajuan pengrajin anyaman pandan di Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah.

6.      Dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah.

7.      Dapat memotivasi dan meningkatkan kreativitas pengrajin anyaman pandan di Desa Cimpungan  Siberut Tengah.

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    Landasan Teori

Sehubungan dengan masalah yang diteliti, teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini adalah diversifikasi produk, anyaman dan pandan.

1.      Diversifikasi

Menurut Suhardi ( 2007: 192 ) diversifikasi merupakan pengembangan produk baru yang masih berhubungan dengan produk lama untuk ditawarkan kepada pasar yang baru juga.

Menurut KBBI ( 2008 : 336 ) diversifikasi adalah penganekaragaman usaha untuk menghindari ketergantungan pada ketunggalan kegiatan, produk, jasa, atau investasi.

Selanjutnya Hery Prasetya & Fitri Lukiastuti ( 2009 : 66 ) menyatakan bahwa diversifikasi memperluas produk yang dibuat dan dijual. Ada tiga macam pengembang diversifikasi, yaitu :

a.       Konsentrik, yaitu usaha menambah produk baru yang mempunyai sinergi teknologi atau pemasaran dengan garis produk yang sudah ada.

b.      Horizontal, yaitu usaha menambah produk baru yang dapat menarik para konsumen meskipun produk baru tersebut tidak mempunyai hubungan dengan garis produk yang sudah ada.

c.       Konglomerat, yaitu usaha untuk menambah produk baru untuk dijual pada golongan pembeli baru dengan tujuan menjaga stabilitas produksi dan penjualan. Produk baru tersebut tidak mempunyai hubungan apa pun dengan garis produk yang ada, baik teknologi maupun pasar.

Berdasarkan beberapa pengetian diversifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa diversifikasi itu adalah produk lama yang sejenis dibuat menjadi sesuatu yang baru dan tidak merubah bahan mentah dan mudah dipasarkan serta dikenal luas.

2.      Diversifikasi produk

 Menurut Hendricus W. Ismanthono ( 2003 : 65 ) diversifikasi produk adalah upaya perusahaan untuk meningkatkan penjualan melalui penganekaragaman produk, baik lewat pengembagan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada.

Selanjutnya Frans M. Royan ( 2007 : 134 ) menyatakan bahwa produk baru sebagai wujud diversifikasi. Alas an mengusahan diversifikasi produk adalah agar konsumen memiliki alternative dalam memilih produk, dan produsen menang dalam bersaing dengan tidak membiarkan konsumen tidak menjadi bosan. Diversifikasi produk selain dapat mengisi ceruk pasar yang tidak dimasuki produsen lain, juga dapat memproteksi produk unggulan yang sedang menghadapi produk lain yang muncul sebagai competitor.

Diversifikasi produk adalah upaya yang dilakukan pengusaha / produsen / perusahaan untuk mengusahakan atau memasarkan produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya. ( http://ardianlauren.wordpress.com/2012/01/15/melaksanakan-strategi-pemasaran-melalui-strategi-diversifikasi-produk-dalam-menghadapi-persaingan-di-era-globalisai/ diakses minggu/19/5/2013)

Berdasarkan beberapa pengertian diversifikasi produk di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diversifikasi produk adalah upaya peningakatan atau pengembangan produk usaha sejenis yang dipasarkan sebelumnya pada pemasaran yang baru pula.

3.      Anyaman

Menurut Usria Dhavida (1997 : 14 )  anyaman adalah benda hasil kerajinan tangan dengan teknik menganyam yaitu dengan mengatur bahan–bahan dasarnya dalam bentuk tindih–menindih, silang – menyilang, lipat – melipat dan sebagainya.

Selanjutnya Oho Garha dan T.K. Purba ( 1983 : 2 ) anyaman merupakan hasil jalinan dari bahan yang diatur bertumpang tindih secara berganti-ganti. Pengaturan pergantian tumpang tindih bahan yang kita anyam menentukan motif yang akan dihasilkan. Kekayaan pengaturan itu menimbulkan juga variasi bentuk motif yang dihasilkan.

Menurut Sri Murtono, dkk ( 2007 : 79 ) anyaman adalah mengatur ( bilah, daun pandan, dan sebagainya ) tindih-menindih dan silang-menyilang. Selanjutnya menurut Yayat Nusantara ( 2006 : 62 ) menyebutkan bahwa menganyam adalah menumpangtindihkan jalinan anyaman saling bersilang sehingga menjadi sebuah benda karya seni utuh. Selanjutnya Oho Garha ( 1990 : 3 ) menganyam merupakan suatu kegiatan menjalin bahan yang berbentuk pita sehingga satu sama lainnya saling kuat menguatkan dan karena tekniknya, tumbuhlah motif yang berulang- ulang.

Berdasarkan beberapa pengertian anyaman di atas dapat disimpulkan bahwa anyaman adalah salah satu kerajinan atau usaha yang dikerjakan oleh masyarakat pedesaan untuk menghasilkan suatu produk dengan teknik dengan teknik menyilangkan, menyusup dan saling tindih- menindih pita. Dengan demikian produk anyaman dihasilkan memiliki susunan konstruksi yang kuat, dari beberapa bahan baku.

4.      Pandan

Menurut  Usria Dhavida ( 1997 : 14 )  pandan adalah suatu kelompok tumbuhan berupa semak- semak pohon yang kadang kadang bercabang. Daunnya berbentuk pita. Umumnya dibagian tepi dan bawah pertulangan utama daunnya berduri. Susunan daunnya berbentuk spiral dengan bagian pangkal memeluk batang.

Menurut KBBI ( 2008 : 1010 ), pandan adalah tumbuhan yang daunnya berbentuk pita, berwarna hijau tuya, agak kaku seperti daun nanas, ; pandanus. Selanjutnya ( http://id.wikipedia.org/wiki/pandan) diakses rabu 24/04/2013 pukul 14:30 wib pandan merupakan segolongan tumbuhan monokotil dari genus pandanus. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuh di pantai – pantai daerah tropika. Anngota tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang seperti daun palem atau daun rumput), seringkali tepinya bergerigi.

Berdasarkan pengertian pandan di atas, maka apat disimpulkan bahwa pandan adalah tumbuhan yang daunya bergerigi, berbentuk pita dan memanjang sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan baku anyaman dari berbagai berbagai macam produk khususnya tikar pandan.

 

 

5.      Jenis- Jenis Pandan

Menurut Usria Dhavida ( 1997 : 14 ) ada beberapa jenis pandan di Indonesia yaitu;

a.       Pandan kecil

Pandan jenis ini hanya dijumpai dibagian timur Indonesia  ( Maluku dan Sulawesi). Tumbuhnya di tepi pantai. Seludung bunga dan daunnya yang muda bersama-sama dengan pinang muda dan sirih dimakan sebagai penawar keracunan ikan. Daun y ang telah tua di Sulawesi digunakan juga sebagai bahan pengobatan tradisional. Nama kecil dari pandan  kecil adalah pandanus polycephalus.

b.      Pandan Kowang

Pandan jenis ini dikenal dengan nama lidah tedung/cangkuwang tersebar di Sumatera dan Jawa. Daunnya yang  mencapai panjang 14 cm dan lebar 5,5 cm di Sumatera dimanfaatkan sebagai bahan anyaman untuk tikar. Air seduhan daun pandan ini bahkan dianggap sebagai obat disentri. Nama imiahnya dari pandan kowang ini adalah Pandan Furcartu.

c.       Pandan Laut

Merupakan salah satu jenis pandan yang telah lama dibudidayakan sebagai bahan baku anyaman untuk pembuatan tikar, topi dan kerajinan tangan lainnya. Pandan ini jika sudah tua berbentuk pohon, bercabang banyak dan tumbuh berkelompok. Nama ilmiah dari  pandan laut adalah Pandan Tectorius.

d.      Pandan Wangi

Pandan ini juga dikenal dengan nama pandan musang/pandan harum. Di Indonesia terutama di daerah pedesaan, tanaman ini banyak ditanam di pekarangan rumah. Sesuai dengan namanya, daun berbau harum,  terlebih lagi bila dikemas. Daun pandan jenis ini dimanfaatkan sebagai pewangi makanan. Nama ilmiah dari pandan wangi adalah Pandan Amryllifolius.

Selanjutnya menurut Oho Garha dan T.K Purba (1983:3) ada tiga jenis pandan yaitu :

1.      Pandan Wangi

Sesuai dengan namanya hanya digunakan sebagai pewangi makanan. Daunnya tidak berduri, ukuran daunnya pendek-pendek, dan warnanya sedikit hijau muda. Pandan ini bisa hidup disembarang tempat, di dataran rendah bisa tumbuh, di pegunungan pun bisa tumbuh.

2.      Pandan Laut

Di antara ketiga jenis pandan ini, pandan lautlah yang paling besar ukurannya. Tumbuh di tepi laut saja, batang biasanya tinggi-tinggi, buahnya bertandan berwarna merah. Daunnya kaku, lebih panjang dan lebih lebar daripada pandan biasa dan pandan wangi. Warna daunnya hijau  tua dan lebih tua dari kedua jenis pandan yang lainnya. Tulang dan sisi daunnya berduri tajam-tajam.

3.       Pandan Biasa

Pandan biasa, bentuk dan warna daunnya hampir sama dengan pandan wangi. Bedanya  ialah pada tulang dan sisi daunnya banyak berduri yang tajam-tajam seperti daun pandan laut. Keadaan daun lebih tipis dan lebih sempit daripada pandan laut.

Selanjutnya ada berbagai macam jenis varietas pandan  yang terdapat di Indonesia dan mungkin banyak yang belum mengetahui jenis daun pandan yang lain selain pandan wangi. Berikut ini akan disajikan berbagai manfaat dan jenis daun pandan yang terdapat di Indonesia beserta kegunaannya, yaitu:

 

a.        Pandan suji

Daun pandan suji atau daun pandan China biasa digunakan sebagai pewarna alami makanan yang cenderung aman. Warna hijau yang dihasilkan berasal dari banyaknya kandungan klorofil yang terdapat pada permukaan daun pandan.

b.      Pandan duri

Pandan duri dimanfaatkan sebagai bahan baku anyaman. Daun pandan terlebih dahulu dijemur dan dikeringkan. Setelah kering durinya dihilangkan dan dibuat sebagai bahan baku anyaman, baik untuk tikar maupun topi pandan.

c.        Pandan wangi

Pandan wangi daunnya digunakan sebagai pewangi dan pewarna makanan, juga komponen dekorasi dan pewangi ruangan. Pandan wangi juga bisa bermanfaat sebagai obat herbal alami dalam menyembuhkan beberapa jenis penyakit.

d.      Pandan kaku

Pandan kaku yang menghasilkan buah merah dari Pulau Papua ini dikenal berkhasiat sebagai obat atau suplemen yangmeyehatkan tubuh.

 

e.       Pandan laut

Pandan laut merupakan jenis tanaman hias yang tumbuh menjulang agak tinggi dan biasanya digunakan sebagai tanaman hias.

f.       Pandan melintir

Pandan melintir  yang memiliki buah seperti durian dengan ukuran lebih kecil ini cocok digunakan sebagai hiasan taman, (http://artikelduniawanita.com/manfaat-daun-pandan-jenis-dan-gunanya.html, diakses (Rabu24/04/2013 pukul 14:44 WIB).

Berbagai jenis dan manfaat daun pandan yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa daun pandan besar manfaatnya bagi kehidupan manusia baik sebagai bahan untuk kerajinan maupun bahan pengharum makanan.

6.      Diversifikasi Produk Anyaman Pandan

a.      Produk Anyaman Pandan di Desa Cimpungan

Produk anyaman pandan yang ada di Desa Cimpungan Kecmatan Siberut Tengah adalah tikar  pandan. Tikar pandan merupakan alas tempat duduk dan tempat tidur. Di Mentawai tikar pandan ini sering digunakan sebagai tempat tidur dan pada saat upacara adat seperti perkawinan, kematian ataupun pertemuan suku.

b.      Bahan Anyaman

Secara garis besar bahan anyaman dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Kedua kelompok itu ialah : bahan anyaman dari bahan alam dan bahan buatan Oho Garha & Purba (1983:3).

Yang dimaksud “ bahan alam” ialah bahan yang terdapat di alam, yang sama sekali belum mengalami perubahan,seperti tanah, batu, air, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Di antara semua itu tentu tumbuh-tumbuhanlah yang dapat dianyam, seperti pandan, mendong, lontar, bambu, rotan, kelapa  dan sebagainya.

Sedangkan  “ bahan buatan” adalah bahan yang dibuat orang, misalnya diolah dipabrik, seperti kertas, lembaran plastic,benang dan lain-lain.

c.       Teknik Anyaman

Teknik menganyam h ampir dikenal diseluruh daerah di Indonesia, benda anyaman digunakan sebagai peralatan hidup sehari-hari pada masyarakat pedesaan. Dengan variasi bentuk dan nama anyaman yang berbeda pada setiap daerahnya. Walaupun teknik dasarnya sama, akan tetapi tiap-tiap pengrajin dalam hal kehalusan, kekasaran, dan tebal tipisnya anyaman, pewarnaan, motif-motif yang digunakan. Selain barbagai peralatan rumah tangga, peralatan peternakan dan pertanian, benda-benda atau barang-barang anyaman juga dapat digunakan sebagai hiasan dinding rumah dan sebagainya. ( Usria Dhavida 1997 : 14 ).

Menurut Oho Garha & Purba ( 1983  : 39 ) terdiri dari beberapa macam teknik anyaman antara lain: anyaman dasar, anyaman silang dua bervariasi, anyaman silang tiga atau anyaman dinding, bujur sangkar, segi lima, segi enam dan sebagainya.

Selanjutnya Oho Garha ( 1990 : 8 ) menyebutkan beberapa teknik anyaman yaitu : anyaman dasar, anyaman berselang dua, anyaman berdasarkan segi delapan beraturan, anyaman berdasarkan segi enam beraturan dan anyaman-anyaman tidak murni.

B.     Penelitian Yang Relevan

Tujuan penelitian yang relevan adalah untuk mendapatkan  data dan informasi mengenai permasalahan yang dihadapi dan diteliti. Dengan penelitian yang relevan, penelitaian juga mampu menemukan perbandingan hasil penelitian yang saling memperkaya  khasanah pengetahuan dan teori tentang topik yang diteliti. Dengan demikian, peneliti terbaru juga dapat menggunakan penelitian relevan untuk melengkapi data dan teori penelitiannya, walau berbeda waktu, objek, sasaran, dan tempat penelitiannya. Namun yang patut dihindari adalah penggunaan penelitian relevan yang tidak bijaksana , misalnya untuk tujuan-tujuan penggandaan yang tidak dibenarkan dalam kontek menjaga kebenaran sebuah karya ilmiah.

Beberapa judul penelitian yang relevan yang peneliti gunakan sebagai sumber perbandingan pustaka dalam penelitian adalah:

1.      Agustrizal (2001) ; skripsi yang berjudul “ Studi Tentang Teknik, Bentuk, Fungsi dan Motif Anyaman Pandan di Desa Rawang Kabupaten Kerinci “. Hasil penelitian yang ditemukan adalah bahwa teknik yang digunakan pada produk anyaman pandan di desa Rawang memakai teknik anyaman silang tunggal dan silang ganda. Bentuk –bentuk produk yang dihasilkan adalah bentuk kerucut, elips, tabung, lingkaran, segi empat, dan sebagainya.

2.      Rima Afrilina ( 2001): “ Studi Tentang Jenis Produk Anyaman Pandan di Paninggahan Kabupaten Solok “. Hasil penelitian yang ditemukan desain anyaman pandan Paninggahan telah berkembang dan dimodifikasi dengan bahan lain. Walaupun demikian teknik yang digunakan dalam membuat produk anyaman hanya dua teknik, yaitu teknik anyaman tunggal dan teknik anyaman pola. Sedangkan untuk motif digunakan motif anyaman langsung dan anyaman sisip serta finishing dengan menggunakan anyaman pinggir dan pita kain.

C.    Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian dapat diartikan sebagai acuan pola berfikir peneliti dalam memahami masalah penelitian, khususnya dalam menemukan hubungan antara rumusan masalah dengan hasil penelitian yang dibahas. Oleh karena itu, sebuah kerangka konseptual penelitian mesti memuat berbagai elemen penting yang dibutuhkan dalam penelitian, baik yang terkait dengan objek penelitian, prosedur meneliti, gambaran langkah-langkah metodologinya, serta bagaimana sebuah hasil penelitian itu di ungkapkan.

Di bawah ini dapat peneliti gambarkan kerangka konseptual penelitian yaitu sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 


Diversifikasi Anyaman Pandan


Motif

Bentuk

Warna

Ukuran


Motivasi Pengrajin

Kreativitas Pengrajin


Hasil Temuan


Pembahasan


Kesimpulan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
justin_sabebegen@yahoo.co.id

 

Saran

 

 

 

Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual